Nyanyian Burung Perkutut Penyelamat Desa
-->

Advertisement Adsense

Nyanyian Burung Perkutut Penyelamat Desa

60 MENIT
Kamis, 09 Januari 2025

Perkutut Liar Kanuragan Udan Mas (zhovena)


Di sebuah desa yang dikelilingi hutan lebat, penduduk hidup damai sampai suatu hari wabah aneh melanda. Tumbuhan layu, hewan ternak mati, dan sungai yang menjadi sumber air desa mengering tiba-tiba. Para tetua desa kebingungan, sementara penduduk mulai kehilangan harapan.


Di tengah kekacauan itu, seorang pemuda bernama Jaka, yang dikenal pemberani namun sederhana, memutuskan mencari cara untuk menyelamatkan desanya. Ia teringat legenda lama tentang seekor burung perkutut penjaga hutan yang konon bisa menyembuhkan alam. Dengan tekad bulat, Jaka memasuki hutan meski tidak ada yang tahu pasti keberadaan burung itu.


Hari berganti malam, dan setelah perjalanan panjang, Jaka mendengar kicauan lembut yang terasa berbeda. Ia mengikuti suara itu hingga tiba di sebuah pohon besar yang tampak bercahaya. Di sana, seekor burung perkutut dengan bulu putih keperakan bertengger di salah satu cabangnya.


“Wahai burung perkutut, aku mencari bantuan untuk desaku yang sedang sekarat,” kata Jaka dengan nada penuh harap. “Maukah kau membantuku?”


Burung itu menatap Jaka dengan mata yang berkilau. “Apa yang membuatmu yakin aku dapat membantumu, pemuda?”


“Karena kicauanmu membawa harapan. Aku percaya kau adalah burung penjaga yang disebut dalam legenda,” jawab Jaka tanpa ragu.


Perkutut itu tersenyum. “Keyakinanmu adalah kekuatanmu. Aku akan membantumu, tetapi kau harus bersedia berkorban. Aku akan memberikan suaraku untuk menyembuhkan desamu, tetapi kau harus merawat pohon ini agar tetap hidup. Jika pohon ini mati, keseimbangan alam akan hancur.”


Jaka mengangguk setuju tanpa berpikir panjang. Burung itu mengepakkan sayapnya, terbang ke arah desa, dan mulai berkicau. Suara merdunya menggema di seluruh desa, membawa angin sejuk yang menghidupkan kembali tumbuhan, mengalirkan air ke sungai, dan menyembuhkan hewan ternak. Penduduk bersorak kegirangan, tetapi Jaka tahu tugasnya belum selesai.


Setelah menyelesaikan misinya, burung perkutut kembali ke pohonnya. “Aku telah memberikan suaraku untuk desamu. Kini, rawatlah pohon ini dengan kasih, karena di sanalah kehidupanku berakar,” ujar burung itu sebelum membisu.


Sejak hari itu, Jaka dengan setia merawat pohon besar di tengah hutan. Penduduk desa pun ikut menjaga hutan, menyadari pentingnya keseimbangan alam. Meski perkutut itu tak lagi berkicau, keheningannya menjadi pengingat bahwa pengorbanan dan kerja keras adalah jalan menuju keselamatan.


Dan setiap kali angin bertiup melalui dedaunan pohon itu, Jaka merasa seperti mendengar bisikan lembut sang perkutut, seolah mengatakan bahwa ia selalu menjaga mereka dari kejauhan.


(*-mitos)