Janji Burung Perkutut di Pohon Randu
-->

Advertisement Adsense

Janji Burung Perkutut di Pohon Randu

60 MENIT
Rabu, 08 Januari 2025

Perkutut Liar (zhovena)


Di sebuah desa yang dikelilingi hutan, hiduplah seorang pemuda bernama Arjuna. Ia dikenal sebagai pemanah handal, tetapi hatinya sering resah. Arjuna merasa hidupnya hampa, meski ia memiliki keterampilan yang membuatnya dikagumi.  


Suatu pagi, saat Arjuna berjalan di tepi hutan, ia melihat seekor burung perkutut bertengger di atas pohon randu yang besar. Burung itu berkicau dengan nada yang berbeda, seolah memanggilnya. Penasaran, Arjuna mendekat dan memandang burung itu.  


“Wahai pemuda,” burung itu berbicara dengan suara lembut. “Kenapa kau terlihat seperti seorang pemanah tanpa tujuan?”  


Arjuna terkejut mendengar burung itu berbicara. “Bagaimana kau tahu isi hatiku, wahai burung?”  


Burung itu tersenyum. “Aku telah mengamati setiap langkahmu. Kau memanah dengan sempurna, tapi tak tahu ke mana kau ingin membidik.”  


Arjuna terdiam. Ia merasa apa yang dikatakan burung itu benar. “Aku memang merasa kosong. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan dengan hidupku. Apakah kau bisa membantuku?”  


Burung itu mengepakkan sayapnya ringan. “Aku akan membantumu dengan satu syarat. Temukan daun emas di puncak pohon randu ini. Jika kau bisa menemukannya, kau akan memahami tujuanmu.”  


Arjuna mendongak, melihat puncak pohon randu yang tinggi. Meski ragu, ia mulai memanjat. Dahan demi dahan ia lalui, meski beberapa kali hampir terjatuh. Ia terus maju dengan tekad kuat.  


Setelah berjuang keras, Arjuna akhirnya mencapai puncak. Namun, ia tak menemukan daun emas seperti yang dijanjikan. Hanya ada angin yang berembus lembut dan pandangan luas ke seluruh desa.  


“Wahai burung, aku tak menemukan daun emas di sini,” katanya dengan kecewa.  


Burung perkutut tiba-tiba muncul di sampingnya. “Kau benar, tak ada daun emas di sana. Tapi lihatlah ke sekelilingmu. Apa yang kau lihat sekarang?”  


Arjuna melihat ke bawah. Ia melihat desa, ladang, hutan, dan sungai yang berkilauan. Untuk pertama kalinya, ia merasa terhubung dengan semuanya.  


“Dunia ini luas, dan aku adalah bagian darinya,” katanya perlahan.  


Burung itu berkicau lembut. “Tujuanmu bukanlah sesuatu yang kau temukan, tetapi sesuatu yang kau ciptakan. Mulailah dengan menggunakan keahlianmu untuk melindungi dan membantu desamu. Dengan begitu, kau akan menemukan makna dalam setiap anak panah yang kau lepaskan.”  


Arjuna mengangguk, merasa hatinya lebih ringan. Ia turun dari pohon dengan semangat baru, membawa pesan burung itu dalam hatinya. Sejak hari itu, ia menggunakan keahlian memanahnya untuk menjaga desanya dari bahaya dan mengajarkan seni memanah kepada anak-anak.  


Dan setiap kali ia mendengar kicauan burung perkutut di pohon randu, ia teringat janji yang ia buat: untuk selalu mencari tujuan di setiap langkah hidupnya.


(*/Mitos)