Drs. Tommy Tiranda, Direktur Eksekutif WASINDO, sedang di Grand Palace Hotel, Sanur, Denpasar, Bali (redaksi) |
60Menit.co.id, Jakarta | Proyek Jalan dengan nama Penanganan Long Segment (Rekonstruksi/Rehabilitasi, Pemeliharaan Rutin, Pemeliharaan Berkala) Ruas Rantepao-Sa’dan-Bts. Kabupaten Luwu tahun anggaran 2024 senilai Rp6.505.180.000 atau 6,5 miliar lebih kini sudah di ambang penyelesaian dan masuk tahap pemeliharaan. Namun, belum juga selesai, proyek provinsi melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulsel yang dikerja PT CAU ini terdeteksi publik dan menjadi sorotan.
Pasalnya, seperti diberitakan sebelumnya, aspal yang digunakan diduga tidak memenuhi syarat karena rendahnya suhu aspal saat tiba di lokasi. Aspal tersebut, menurut Konsultan Pengawas, Muh. Saleh Hafid, didatangkan dari AMP di Alitta, Kabupaten Pinrang. Rendahnya suhu aspal ini sempat mengundang komentar Senior Technical Advisor Toraja Transparansi, Ir. Silas Kende, MT, setelah melihat kondisi aspal bisa dipegang dengan tangan seperti ditunjukkan dalam video lalu.
“Jelas suhu tdk masuk, ketentuanx suhux minimal 130 C°, klw dipegang pasti tangan hangus,” tegas mantan Kadis PUPR Sorong Selatan Papua ini, lewat pesan WA, Sabtu, 7 Desember 2024. Sementara Muh. Saleh, mengatakan, pihaknya telah mengambil dan mengirim sampel aspal itu ke laboratorium. “Sy sdh ambil core nya di lapangan tdi untuk bawa di lab, krena temperatur yg saya ambil pakai termometer memenuhi, jadi sy tunggu hasil lab,” ujarnya.
Namun, hingga kini, hasil laboratorium belum ada. “Belum keluar hasil nya, sdh pengambilan sample,” tutur Saleh lewat pesan WA-nya, Minggu (15/12) pagi ini. Diketahui, suhu aspal yang tidak memenuhi syarat dapat mengakibatkan aspal cepat rusak. Pasalnya, ikatan antar agregat dengan aspal tidak maksimal. Suhu idealnya seharusnya berkisar antara 10°C (50°F) dan 30°C (86°F). Suhu aspal normal saat dituangkan di asphalt finisher adalah 130-150°C.
Suhu aspal yang tidak sesuai spesifikasi saat penghamparan dapat menyebabkan aspal mendingin terlalu cepat sehingga tidak dapat dipadatkan dengan benar. Suhu aspal yang disarankan untuk berbagai proses pelaksanaan, antara lain, pemasokan ke alat penghampar 130–150°C, pemadatan awal 125–145°C, pemadatan antara 100–125°C, dan pemadatan akhir >95°C.
Menanggapi soal aspal ini, di hari yang sama (15/12), Direktur Eksekutif WASINDO (Pengawas Independen Indonesia) Drs. Tommy Tiranda, meminta pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI turun ke lapangan melakukan uji petik terhadap pekerjaan pengaspalan proyek Penanganan Long Segment itu. “Artinya begini, kita kan butuh klarifikasi soal spek dan kualitas aspal itu termasuk konstruksinya kok bisa seperti yang ada di video. Kita serahkanlah ke ahlinya yaitu BPK RI,” tandasnya lewat telepon genggam dari Denpasar Bali. (red)