Viral di Medsos, Polisi Bubarkan Arena Adu Kerbau di Toraja Utara
-->

Advertisement Adsense

Viral di Medsos, Polisi Bubarkan Arena Adu Kerbau di Toraja Utara

60 MENIT
Sabtu, 05 Oktober 2024

Suasana Arena Adu Kerbau di Tondon, Toraja Utara. (dok.ist)


60Menit.co.id, Jakarta | Adu Kerbau yang selama ini diklaim sebagai bagian dari adat Toraja dalam acara Rambu Solo, ritual kematian, dibubarkan pihak Kepolisian Resort Toraja Utara, Jumat (4/10) sore, kemarin. Langkah kepolisian ini diambil setelah mendapat informasi dari salah satu media cyber yang memberitakan pertikaian antar penonton di arena adu kerbau di To’batu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. 


Keributan ini viral di media sosial setelah diduga dipicu ketidakpuasan terhadap hasil taruhan judi. Dalam unggahannya yang beredar luas kemarin (4/10), akun media sosial "anak Tani" menyoroti praktik perjudian besar-besaran di Toraja Utara, dengan menyatakan arena judi petarung kerbau tidak bisa dibubarkan pihak berwenang karena sudah terorganisir. 


Dalam video berdurasi dua menit itu terlihat puluhan penonton terlibat cekcok dan kejar-kejaran, menyebabkan suasana di arena judi jadi gaduh. Beberapa orang tampak emosi dan mengambil batang pohon yang diduga akan digunakan untuk menyerang. Namun penonton lainnya sigap menghalau dan menenangkan situasi.


Dikonfirmasi lewat WhatsApp soal arena adu kerbau di To’batu Tondon setelah pemberitaan, Jumat kemarin, Kasat Reskrim IPTU Ridwan, langsung menelpon. Ridwan pertama-tama berterima kasih atas informasi yang diterima. “Terima kasih informasinya pak, saya sudah perintahkan teman-teman segera ke lokasi dan mereka sudah di sana. Terima kasih pak,” ucapnya. 


Sedang Kapolres Toraja Utara, AKBP Zulanda, S.IK., M.Si, saat dikonfirmasi, mengatakan, tidak mengetahui. “Saya tidak tahu , yg saya tahu itu acara adat toraja , saya baca laporan joni tonapa , bagus juga , berarti putra toraja sendiri yg menginginkan di tindak atas budayanya,” ungkap Kapolres. 


Pihaknya, kata Zulanda, sudah perintahkan anggotanya untuk mengecek di lapangan dan membubarkan jika situasi tersebut memang benar sesuai laporan. “Krn saya tidak putra daerah, saya sangat menghormati bila itu ritual adat toraja namun bila dari asli toraja sendiri yg menolak tentu akan sangat membantu saya untuk tidak ragu menghapus tradisi tersebut krn laporan dari orang toraja sendiri seperti bulangan londong sebelum ini yg awalnya dibilang adat juga,” beber Zulanda. (anto)