Akibat Genangan Air, Warga Keluhkan Proyek Pemprov Jembatan Malango di Torut
-->

Advertisement Adsense

Akibat Genangan Air, Warga Keluhkan Proyek Pemprov Jembatan Malango di Torut

60 MENIT
Sabtu, 21 September 2024

Lokasi proyek jembatan Malango', tampak Ketua Toraja Transparansi Drs. Tommy Tiranda, Investigator Erlinuddin (pakai helm kuning) dan Yan Sarungu (redaksi 60menit)


60Menit.co.id, Jakarta | Meskipun saat ini jembatan kembar Malango di Rantepao, Toraja Utara, telah difungsikan, namun proyek jembatan dari Pemerintah Provinsi Sulsel ini menyisakan masalah. Pasalnya, warga setempat, utamanya yang bermukim di sekitar jembatan, mengeluh karena sejak keberadaan proyek jembatan itu rumah mereka tergenang air setiap kali hujan turun. 


Seperti dilontarkan seorang warga Malango bernama Kartini Batti. Saat ditemui, Kamis (19/9) siang, kemarin, ibu rumah tangga ini sangat menyesalkan perilaku rekanan yang mengerjakan proyek tersebut. Pasalnya, warga setempat telah melaporkan hal ini kepada sang kontraktor namun tidak pernah digubris. “Alasannya kalau ditanya dibilang sudah tidak ada uangnya,” ujar Kartini. 


Warga ini menambahkan, bila hujan turun sepanjang malam maka akan tembus masuk ke dalam rumah. “Jangan cari untung banyak lalu kami masyarakat jadi korban. Bayangkan air hujan meluap hingga masuk ke dalam rumah. Ini sangat merugikan kami. Bukan apanya genangan air itu bisa berdampak negatif karena akan mendorong berkembangnya jentik nyamuk dan ini berbahaya, bisa kena demam berdarah,” tuturnya. 


Laporan masyarakat ini disambut baik Toraja Transparansi (Totrans), sebuah institusi independen berbasis pengawasan di Toraja diketuai Drs. Tommy Tiranda. Tommy turun langsung ke lokasi proyek di Malango didampingi Koordinator Investigasi Saprianto Sarungu serta dua aktivis Totrans, masing-masing, Erlinuddin dan Yan Sarungu. Menurut Saprianto, masalah yang ditemukan adalah soal drainase yang berakibat banjir dan meluap. 


Ir. Hj. Astina Abbas, MT, Kadis Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulawesi Selatan.


“Elevasi lantai drainase yang arahnya ke sungai harus lebih rendah supaya air tidak meluap seperti yang terjadi saat ini. Baru sekali saja hujan air sudah meluap dan mengalir ke pemukiman masyarakat yang mengakibatkan banjir,” jelas Saprianto alias Pong Eko didampingi Erlinuddin dan Yan Sarungu. Pihaknya, tambah Pong Eko, akan mengawal masalah ini hingga keluhan warga tersebut tuntas. Ia juga akan tetap memantau proyek tersebut hingga benar-benar dinyatakan rampung setelah melalui masa pemeliharaan dan serah terima. 


Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulawesi Selatan, Ir. Hj. Astina Abbas, MT, ketika dikonfirmasi, Sabtu, hari ini (21/9), mengatakan telah memerintahkan pihak rekanan penyedia untuk menurunkan elevasi saluran. “Kami sudah perintahkan ke penyedia untuk menurunkan elevasi saluran,” ungkapnya


Diketahui, pembangunan jembatan Malango’’ ini dimulai sejak 2023. Nilainya sebesar Rp.6.617.166.122,50, bersumber dari APBD Tk I Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sulsel. Pelaksana Proyek adalah PT. Jangka Utama dengan Direktur Cabang Rizky Darius. Sedang konsultan pengawas adalah PT. Dwinur Haska. Proyek ini telah diresmikan Pj. Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, Senin (22/7). Peresmian ini bersamaan dengan proyek ruas jalan Rantepao-Batusitanduk. (anto)