Prabu Pucuk Umun (zhovena) |
Suku Baduy merupakan salah satu suku asli Sunda Banten yang masih konsisten menjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya.
Suku Baduy Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Adapun perkampungan masyarakat Baduy, umumnya terletak di daerah aliran Sungai Ciujung, di Pegunungan Kendeng
Di Suku Baduy ini, ada seorang yang berpengaruh dan sangat dihormati posisinya, dikalangan Baduy disebut dengan Jaro.
Jaro merupakan seseorang yang memiliki kendali mengatur pemerintahan Suku Baduy. Selain Jaro ternyata ada posisi yang lebih tinggi dan strategis kedudukannya yaitu bernama Pu'un.
Puun merupakan pimpinan adat Suku Baduy, yang memiliki tingkatan paling tinggi dalam struktur masyarakat Suku Baduy.
Begitu tingginya gelar Puun, Suku Adat Baduy tentu akan mendengarkan semua titah dari Puun karena Puun sendiri merupakan pemegang kebijakan.
Ternyata dikisahkan, bahwa Puun pertama yang membawa suku baduy kedataran suku Sunda Banten yaitu Raja Pucuk Umun, Rajanya Suku Baduy.
(Konon) Di Banten ada pucuk umun = prabu surya jaya, di Talaga ada pucuk umun = Raden Ranggamantri yang menikah dengan Dewi Sunyalarang, di sumedang ada pucuk umun = Nyi Setyasih yang menikah dengan pangeran santri.
(*)