Pengusiran Umat Islam dan Yahudi di Spanyol (Ratu Isabella I dari Kastilia Inkuisisi)
-->

Advertisement Adsense

Pengusiran Umat Islam dan Yahudi di Spanyol (Ratu Isabella I dari Kastilia Inkuisisi)

60 MENIT
Sabtu, 06 Juli 2024

Lukisan sejarah Ratu Isabella-I di Spanyol (zhovena)


RATU ISABELLA I DARI KASTILIA INKUISISI, PENGUSIRAN UMAT MUSLIM DAN YAHUDI DARI SPANYOL 

Ratu Isabella I dari Kastilia (1451-1504) adalah tokoh penting dalam sejarah Spanyol dan Eropa, yang memerintah bersama suaminya, Raja Ferdinand II dari Aragon, sebagai "Los Reyes Católicos" (Para Raja Katolik). Pemerintahan mereka menyatukan kerajaan-kerajaan Spanyol dan menaklukkan Granada, mengakhiri kekuasaan Muslim di Spanyol. 


Peperangan antara umat muslim dan Kerajaan Spanyol berakhir setelah ditandatanganinya Perjanjian Granada (1491). Perjanjian ini menjamin hak-hak kelompok Muslim (Moors), termasuk toleransi beragama dan perlakuan yang adil bagi mereka yang menyerah.


Namun, kebijakan atau lebih tepatnya pelanggaran perjanjian oleh pihak Katolik Spanyol berikutnya yang memaksakan pilihan kepada kelompok Muslim untuk murtad atau diusir, memicu pemberontakan pada tahun 1500. Pemberontakan ini dijadikan alasan oleh penguasa Katolik untuk menyatakan bahwa kelompok Muslim telah melanggar perjanjian sehingga menjadi pembenaran bagi pencabutan perjanjian.


Dan akibat kebijakan-kebijakannya yang kontroversial,  Ratu Isabella tercatat dalam sejarah sebagai penguasa yang kejam dan intoleran, dan berikut daftar kebijakan kontroversial itu antara lain:


1. Penerapan Inkuisisi Spanyol

Secara istilah inkuisisi digunakan untuk menyebut sebuah pengadilan terhadap ahli bid’ah oleh Gereja Katolik Roma. Dikutip dari buku “The Preaching of Islam” oleh sejarawan barat Thomas W Arnold, pada 1492 Dewan Inkuisisi digunakan untuk mengusir semua orang muslim dan yahudi dari Spanyol, atau untuk memaksakan kaum muslim dan yahudi untuk di kristenkan. Lebih dari 160.000 orang yahudi terusir karena tidak mau menjadi Katolik. Umat muslim dipaksa masuk Katolik atau keluar dari Spanyol, karena pemaksaan ini umat muslim akhirnya melakukan pemberontakan dan akhirnya berhasil dikalahkan, banyak orang Islam ini akhirnya setuju dibaptis, hanya mereka masih tetap menjalankan ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka yang melakukan hal ini menjadi sasaran utama inkuisisi Spanyol. Sepanjang sejarahnya, Inkuisisi Spanyol mengadili lebih dari 341.000 orang, di mana sekitar 32.000 orang dieksekusi.


2. Pengusiran Yahudi dan Muslim: 

Pada tahun 1492, Isabella dan Ferdinand mengeluarkan Edict of Expulsion, yang memerintahkan semua Yahudi untuk meninggalkan Spanyol kecuali jika mereka pindah ke agama Kristen. Kebijakan ini mengakibatkan diaspora besar-besaran dan penderitaan bagi komunitas Yahudi Spanyol. Pada awal abad ke-16, kebijakan serupa juga diterapkan kepada umat Muslim.


3. Kolonialisme dan Ekspedisi Columbus: 

Isabella mendukung perjalanan Christopher Columbus pada tahun 1492, yang membuka jalan bagi penjajahan Amerika oleh Spanyol. Meskipun penjelajahan ini membawa kekayaan besar ke Spanyol, penjelajahan Spanyol juga menyebabkan penderitaan dan penindasan bagi penduduk asli Amerika.


Ratu Isabella-I dan Mahkotanya.


Akibat kebijakan-kebijakan Ratu Isabella banyak dampak negatif yang dialami Spanyol antara lain :

1. Kemunduran Ekonomi dan Demografi

Pengusiran penduduk terampil dari umat muslim dan yahudi mengakibatkan kekosongan ekonomi dan sosial di Spanyol.

2. Konflik dan Ketidakstabilan 

Kebijakan intoleransi agama menimbulkan ketegangan dan konflik internal yang berlarut-larut.

3. Keterlibatan dalam Perang 

Setelah Isabella dan Ferdinand selesai berkuasa, monarki Spanyol terlibat dalam berbagai perang Eropa yang menguras sumber daya dan melemahkan posisi Spanyol di panggung internasional.


Isabella meninggal pada 26 November 1504 di Medina del Campo, Spanyol, setelah menderita penyakit kronis. Beberapa anak Ratu Isabella I dari Kastilia mengalami nasib tragis, termasuk kematian dini dan gangguan mental diantaranya Joana dan Catherine dari Aragon yang menjadi ibu dari Ratu Marry (Bloody Marry) yang terkenal karena penganiayaan terhadap umat Protestan selama masa pemerintahannya.


Nasib anak-anak Isabella ini sangat dipengaruhi oleh tekanan politik dan sosial pada zaman itu. Kematian dini dan gangguan mental di keluarga kerajaan sering kali diperparah oleh ketegangan yang dihadapi akibat peran mereka dalam politik dan pemerintahan. 


Sumber :

Buku Biografi: "Isabella of Castile: The First Renaissance Queen" karya Nancy Rubin Stuart., "Encyclopaedia Britannica, Wikipedia dan berbagai sumber lainnya. 


(*)

#fyp #sejarahdunia #fbprofesional #fbpro #sejarah