Ki Gendeng Kasmaya yang dijuluki Giri Dewata Raja Bawahan Kerajaan Galuh untuk Cirebon Girang (zhovena) |
KI GEDENG KASMAYA (GIRI DEWATA)
Nama Ki Gedeng Kasmaya disebut-sebut dalam naskah asal Cirebon, tokoh ini dikisahkan sebagai Ratu Daerah (Raja Bawahan) Kerajaan Galuh yang memerintah di Cirebon Girang (Cirebon Selatan).
Menurut Naskah Carita Parahyangan, Nama Asli Ki Gedeng Kasmaya adalah Raden Giri Dewata, Putra dari Hyang Bunisora, Raja dari Kerajaan Galuh-Sunda bersatu yang bertahta pada 1357 hingga 1371.
Ki Gedeng Kasmaya menjadi Raja Daerah di Cirebon Girang ditunjuk langsung oleh ayahnya, selain itu ia juga mempunyai adik yang bernama Ki Gedeng Surawijaya Sakti, adiknya pada masa itu juga didaulat menjadri Raja daerah di Singapura (Sekarang Desa Mertasinga, Gunung Jati Cirebon)
Pada suatu hari, adik dari Ki Gedeng Kasmaya wafat tanpa meninggalkan keturunan, oleh karena itu, Ki Gedeng Kasmaya memerintahkan anaknya Ki Gedeng Tapa atau Ki Gedeng Jumajan Jati untuk menggantikan kedudukan pamannya di Singapura.
Nantinya Ki Gedeng Tapa ini melahirkan Subang Larang, wanita yang dikemudian hari dinikahi oleh Jaya Dewata (Prabu Siliwangi) dan melahirkan tiga orang keturunan, yaitu (1) Walangsungsang / Cakrabuana (2) Rara Santang/ Syarifah Mudaim, dan (3) Kian Santang atau Haji Mansur.
Selepas beberapa lama memerintah Cirebon Girang, Ki Gedeng Kasmaya wafat, kedudukannya kemudian digantikan oleh Ki Gedeng Alang-Alang (Bramacari Siramana), tokoh yang pada mulanya menjabat sebagai Kuwu Cirebon pertama (Cirebon Pesisir) juga merupakan Mertua dari Pangeran Walangsungsang.
KI Gedeng Kasamaya diyakini dimakamkan di Cirebon Girang, situs dan sisa-sia peninggalan termasuk pemakamannya hingga kini dapat dijumpai di Cirebon Girang.
(*)