Syaikhona Kholil Bangkalan (zhovena) |
ADAB DAN AKHLAK KUNCI KEMULIAAN
(Kisah Hikmah)
Syaikhona Kholil Bangkalan.
KH. Kholil Bangkalan, nama yang begitu masyhur bagi umat muslim Indonesia. Keberhasilanya mencetak Ulama-ulama besar membuat beliau dijuluki "Syaikhu Syuyukh" Nusantara, Guru dari para Ulama Nusantara.
Beliau dikenal sebagai seorang Faqih, Mursyid dan seorang wali yang memiliki ribuan Karomah.
Namanya masih begitu harum sampai saat ini. Ribuan peziarah dari segala penjuru selalu memadati "pesarean" Syaikhona Tiap harinya.
Namun banyak yang tidak tahu akan satu kunci yang membuatnya mendapatkan kemulian tanpa batas itu.
"Kunci" kemuliaan itu adalah besarnya Rasa hormat, Adab dan Ta'dhimnya terhadap Guru-gurunya.
Salah Satu contoh Akhlak dan Adab beliau.
Semasa belajar di Mekkah Al-Mukarramah, tiap harinya beliau menulis beberapa naskah kitab Alfiah Ibnu Malik lantas menjualnya. Hasilnya satupesenpun ia tidak mengambilnya, semua uang hasil jerih payahnya ia hadiahkan untuk para gurunya dan tatkala menyajikan buah semangka kepada Gurunya selalu diberikan pilihan daging buah semangka yang segar sedangkan beliau memilih kulit semangka sebagai makanan sehari-harinya.
Salah satu Guru beliau, Syaikh Muhammad Rahbini adalah orang buta yang rajin bertahajjud di mushollanya setiap malam.
Mengetahui itu, tiap malamnya Syaikhona Kholil rela tidur di pintu Musholla gurunya, dengan harapan sang guru akan menginjaknya ketika memasuki masjid, lantas ia akan terbangun dan menuntun gurunya menuju mihrab musolla.
Imam Abu Hanifah, Imam Besar Madzhab Hanafi.
Ketika mengenang gurunya, Imam Hanafi pernah berkata, "Ketika aku duduk di rumahku, aku tidak pernah menjulurkan kakiku ke arah rumah guruku Hammad Bin Salamah. Hal ini sebagai bentuk rasa Ta'dhimku kepadanya." (jarak rumah Imam Hanafi dan Rumah gurunya 7 rumah)
Imam Madzhab kita, Imam Syafi'i pernah bertutur, "Jadikan ilmumu ibarat garam dan adabmu ibarat tepung"
Ilmu boleh setinggi langit, sebesar gunung dan seluas lautan. Adab dan Akhlak tetap harus diurutan nomor satu.
(*)