Wartawan Pedoman Media Andarias, Saat Dimintai Keterangan (redaksi 60menit) |
60MENIT.co.id, Tana Toraja | Polres Tana Toraja menerima laporan dugaan tindakan intimidasi terhadap wartawan Pedoman Media, Andarias Padaunan saat hendak wawancara pada jumat (15/12/2023) di Kantor PDAM Makale Tana Toraja.
Pada Awak Media, Andarias Mengungkapkan bahwa Direktur PDAM Tana Toraja Frans Mangguali melakukan dugaan tindakan intimidasi terhadap drinya, Tak hanya intimidasi verbal Andarias juga nyaris dikeroyok pegawai PDAM dan mobil miliknya dirusak.
Peristiwa ini terjadi Jumat pagi (15/11) sekitar pukul 09.00 di Kantor PDAM Tator. Andarias mengalami peristiwa itu saat menjalankan tugas liputan.
Andarias telah melaporkan peristiwa ini ke Polres Tator.
Andarias menuturkan, sehari sebelumnya ia telah mengatur janji dengan Frans Mangguali untuk wawancara terkait pendapatan PDAM tahun 2023.
"Tadi malam saya dengan beliau (Frans Mangguali) chatingan via WA. Saya wawancara soal pendapatan PDAM. Tapi dia meminta saya ke kantornya. Katanya kalau lewat WA kurang bagus. Bagusnya ke kantor saja supaya datanya lebih lengkap," ujar Andarias menirukan Frans.
Saat itu Frans sangat bersahabat. Malah kata Andarias, Frans mengajaknya mencari tempat yang suasananya lebih santai.
"Kita duduk-duduk sambil cerita dinda. Cari tempat saya menyesuaikan," begitu kata Frans menurut pengakuan Andarias.
Namun akhirnya wawancara disepakati di kantor PDAM, Jumat pagi.
"Saya bilang iya pak besok pagi saya ke kantor. Supaya lebih bagus. Dia bilang oke bos saya tunggu," terang Andarias.
Jumat pagi, saat tiba di kantor PDAM, Andarias langsung menuju ke ruang kerja Frans Mangguali.
"Waktu saya masuk, saya beri salam. Tapi saya lihat mukanya mulai agak lain. Kayak marah begitu," tutur Andarias.
Lalu Andarias masuk dan menanyakan soal materi wawancara kemarin. Tapi Frans tiba-tiba emosi.
"Dia bilang apa kapasitasmu mau tahu soal itu. Saya tidak mau kasih datanya. Kenapa!," ketusnya dengan nada emosi.
Selanjutnya Frans berdiri dan menghampiri Andarias. Lalu ia mendorong Andarias sembari melontarkan kata-kata kasar.
"Dia mendorong saya beberapa kali kemudian saya tanya pak direktur sabar ki pak. Namun beliau tetap emosi. Bahkan dia sudah lontarkan kata-kata kotor. Tapi saya tetap berusaha tenang," ucapnya.
Gambar mobil wartawan yang dirusak. |
Kemudian datang salah satu stafnya. Ia menyuruh Andarias segera pulang.
"Dia pakai bahasa Toraja dengan saya. Dia bilang, Andarias sule miko (pulang saja) kemudian saya pulang. Namun pak direktur tetap emosi dan mengikuti saya sampai di mobil. Ia mendorong saya berulang kali sampai di mobil," kata Andarias.
Saat itu beberapa pegawai PDAM datang mengurung mobil Andarias. Ada beberapa orang yang berteriak 'bunuh saja'.
"Mereka teriak dengan bahasa Toraja patei tu (bunuh itu) sambil memukul mobil saya dan mau membuka paksa pintu mobil saya. Tapi saya sudah kunci dari dalam. Mereka memburu saya sampai keluar dari kantor PDAM," jelasnya.
Akibat peristiwa tersebut mobil Andarias mengalami beberapa kerusakan.
"Ada yang tergores karena dipukuli pegawai yang mengepung saya. Dan pintu kacanya terbuka. Untung tidak pecah," ucap Andarias.
Dikonfirmasi Via Telepon Selular Jumat Malam, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tana Toraja Dan Toraja Utara, Jerni Mangguling menyampaikan sangat menyayangkan insiden kekerasan yang menimpa jurnalis ketika menjalankan tugas peliputan di lapangan. Peristiwa itu mengancam kebebasan pers dan bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Jerni juga meminta Polres Tana Toraja memproses secepatnya kasus yang menimpa wartawan pedoman Andarias Padaunan.
Sementara Direktur PDAM Frans Mangguali yang berusaha dikonfirmasi, belum memberikan keterangan.
(*/sal)