60Menit.co.id, Makassar | Relokasi para pedagang eks Pasar Sore yang selama ini berjualan di sekitar Art Center atau di Jl Niaga, Jl Pembangunan, dan Jl Landorundun Rantepao, hingga kini masih tidak jelas. Akibatnya, nasib para pedagang tersebut jadi terkatung-katung.
Padahal, menurut Suryati, salah satu dari pedagang, sudah ada MOU yang lalu dibuat di DPRD Toraja Utara yang menyatakan para pedagang itu tidak akan dipindahkan sebelum ada relokasi. "Ada MOU dibuat di DPRD bahka kita tidak akan dikasih pindah sebelum ada relokasi," ujar Suryati dalam acara syukuran memasuki kios barunya, di jalan poros Sa'dan, Lampan, baru-baru ini.
Hadir dalam acara ini, Koordinator Pedagang Eks Pasar Sore, Drs. Rony Rumengan, dan Kolonel (P) Victor Sagala Palinggi, SH, MH, yang juga Caleg Provinsi dari Partai Hanura Dapil Toraja, serta undangan lainnya. Suryati banyak bercerita tentang perjuangannya selama ini bersama kawan-kawannya dikoordinir Rony Rumengan yang juga Ketua Yayasan Peduli Tondok Toraya (YAPITO).
Suasana acara syukuran memasuki kios baru milik Suryati (Anto) |
Pihaknya, kata Suryati, menyambut baik jika areal Art Center itu ditata rapih untuk pembangunan Alun-Alun. "Kami tidak menolak untuk pindah cuma kami minta relokasi yang layak untuk berjualan," tuturnya. Dia mengapresiasi pihak DPRD Torut lewat Ketuanya Nober Rante Siama, yang sebelumnya juga telah membantu dengan turun langsung ke lapangan.
"Beliau turun langsung di lapangan membela kami sampai kami diundang Pak Wakil Bupati ke kantornya," timpalnya. Setelah itu para pedagang tersebut ditunjukkan tempat di bilangan Pasar Pagi, di Jl. U Abd Gani. "Di depan Toko Yulian dulu kami direlokasi. Kami sudah lihat. Karena kami merasa sudah bisalah berjualan di situ, kan di situ sudah termasuk wilayah pasar. Bulan 8 tahun lalu kami pindah kesitu," ucap Suryati.
Pedagang lain turut hadir dalam acara syukuran (Anto) |
Kondisi lokasi saat itu masih seperti hutan sehingga harus dibenahi. Biayanya dari swadaya para pedagang. "Kami benahi tempat itu dengan biaya kami. Dana dikumpul sedikit-sedikit dari teman-teman. Dua bulan kami di dalam berbenah. Setelah dua bulan kami panjarmi ke orangnya, kami pun bayar di kantor Wakil. Di depan Wakil Bupati kami panjar itu," ketus Suryati.
Wabup Frederik Victor Palimbong berharap, dengan lokasi tersebut relokasi kemudian dimulai, ternyata tidak. Ada pihak lain sontak menjual di depan yang sebenarnya untuk akses masuk dan lahan parkiran. Selebihnya diduga dipagar seseorang bernama Hj Sofie. Alhasil, kata Suryati, dengan didampingi Rony Rumengan pihaknya menemui Wakil Bupati untuk membicarakan hal ini. "Pak Wakil bilang bikin surat pengaduan ke Pemda dan sudah kami buat," ungkapnya.
Ini Gbr 4, Tampak Lapak yang baru dibangun menutup akses ke dalam lokasi para pedagang eks Pasar Sore (Anto) |
Namun sejak surat itu dilayangkan belum ada tindak lanjut hingga sekarang. "Seharusnya setelah surat diterima, Pak Wakil Bupati telepon kita, atau misalnya kami dipanggil ke lokasi ketemu dengan orangnya lah," beber wanita yang akrab dipanggil Mama Selvi ini.
Frederik Victor Palimbong, Wakil Bupati Torut, saat dikonfirmasi lewat WhatsApp (WA), Senin (6/11), menaruh heran karena sejauh ini dirinya menganggap masalah tersebut sudah tuntas. "Bukannya sdh masuk ya? Mereka lgsg berhub dgn pengelola/pemilik? Pak Yamin katakan ada akses saat sy tanyakan. Astaga. Tlg foto Pak. Siapa yang jualan di depan," ungkap Wabup yang akrab disapa Dedy ini.
Wabup berjanji, akan memanggil mereka yang mengklaim lokasi itu sebagai miliknya. Dia menyebut, yang dipanggil adalah Yasmin dan Mama Anti. "Sy akan panggil minggu dpn. Sy msh perjlan ke Jkt," tegasnya.
(anto)