Walikota Noumea, Sonia Lagarde (kiri) dan Konjen RI di Noumea, Hendra Satya Pramana (kanan). Keduanya saat memberi sambutan (Foto : Anto) |
60MENIT.co.id, Noumea | Di sela kedatangannya di Noumea, Kaledonia Baru, dalam rangka menjenguk putranya yang sedang dirawat akibat kecelakaan kerja di kapal pesiar, wartawan senior Tommy Tiranda yang selama ini berkiprah di media 60menit, menyempatkan diri memenuhi undangan Konsul Jenderal RI hadir dalam acara peringatan 127 Tahun datangnya para pendahulu komunitas Jawa di Kaledonia Baru.
Acara yang diikuti komunitas Jawa Se-Noumea dan sekitarnya ini, berlangsung di pelataran Valon du Gaz, Noumea, Kamis (16/2) sore. Hadir selain Konjen RI di Noumea, Hendra Satya Pramana, juga Walikota Noumea Sonia Lagarde serta Ketua PMKI (Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya) Thierry Timan. Undangan lain perwakilan dari Provinsi Selatan, Kongres dan Pemerintahan.
Tommy Tiranda (kanan), saat berbincang dengan Konjen RI, Hendra Satya Pramana, di sela acara. |
Juga dari Asosiasi Vietnam, Cina serta lainnya. Dalam acara yang penuh keakraban dan kekeluargaan ini, tampil memberi sambutan selain Konjen RI, Hendra Satya Pramana, juga Walikota Noumea Sonia Lagarde, serta Ketua PMKI Thierry Timan. Sambutan Sonia dan Thierry disampaikan dalam bahasa Perancis, sedang Konjen sebagaimana biasa, tetap dengan bahasa nasional atau persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
Dalam sambutannya, Konjen, Hendra Pramana, mengatakan, 127 tahun keberadaan komunitas Indonesia di Kaledonia Baru bukanlah waktu singkat. Dalam kurun waktu itu tentu banyak hal terjadi. "Keturunan yang lahir di Kaledonia Baru sebagai generasi baru orang Indonesia atau Jawa di Kaledonia Baru, interaksi sosial dengan lingkungan yang menyebabkan terjadinya percampuran budaya, percampuran bahasa Jawa dengan bahasa Perancis, kiprah orang Jawa atau Indonesia atau keturunannya di berbagai bidang kehidupan seperti politik, pemerintahan, bisnis dan sebagainya. Semua itu telah menjadikan Kaledonia Baru sebagai rumah, tanah air bagi komunitas keturunan Jawa ini," ujarnya.
Opung (pakai topi), Konjen, Hendra Pramana, Tommy Tiranda, dan Erlita Anwar, sedang berbincang. |
Hendra Pramana, mengaku bangga dengan melihat kondisi demikian. "Saya bangga menyaksikan keturunan Jawa atau Indonesia memberikan kontribusi yang positif bagi kesejahteraan dan perkembangan. Saya ingin mendorong mereka untuk terus melakukan yang terbaik untuk Kaledonia Baru. Ini akan menjadi catatan sejarah yang akan dibaca dengan penuh rasa bangga oleh masyarakat Indonesia di Indonesia, keluarga dan kerabat yang berada di Indonesia serta keturunan dan generasi yang baru, keturunan Jawa dan Indonesia di Kaledonia Baru nantinya," timpalnya.
Konjen RI, Hendra Satya Pramana, dan Staf Konsulat Jenderal RI di Noumea, Kaledonia Baru. |
Acara yang digelar ini, kata Hendra, untuk memperingati kedatangan para pendahulu komunitas Jawa di Kaledonia Baru yang diadakan setiap tahun. Ini memiliki arti penting untuk terus mengingat mereka para pendahulu tersebut. "Mengingat asal usul kita, tanpa perjuangan dan pengorbanan, keringat dan kerja keras mereka kita tidak akan berada di sini," tegas Konjen, Hendra Pramana, yang sebentar lagi akan mengakhiri tugas diplomatnya di Kaledonia Baru.
Hendra berterima kasih kepada para leluhur dan sesepuh Jawa serta Indonesia atas perjuangannya. Ia juga memberi apresiasi yang tinggi kepada PMIK, Asosiasi-asosiasi dan semua pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Teristimewa kepada Walikota Noumea yang telah memfasilitasi sehingga acara tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Konjen, Hendra Pramana, bersama undangan VIP yang hadir. Tampak Walikota Noumea Sonia Lagarde (ke-4 dari kanan). |
Diketahui, orang Indonesia pertama tiba di Kaledonia Baru, 16 Februari 1896. "Orang Jawa maksudnya, karena waktu mereka tiba nama Indonesia sebagai negara belum ada. Jadi dikenal dengan sebutan Orang Jawa. Karena sebagian besar dari Pulau Jawa," beber Budi, Staf Konsulat Jenderal RI di Noumea, via pesan WhatsApp (WA), Jumat (17/2) siang.
Sedang tempat pertama mereka tiba di Noumea, yakni di area dimana acara peringatan tersebut dilaksanakan saat ini. "Menurut sejarahnya, di tempat acara inilah yang sekarang, orang Jawa pertama kali tiba. Makanya di sini, di tempat ini, ada monumen yang dibuat menjadi tanda historis. Pak Thierry, yang ketua PMIK itu sana, waktu itu masih umuran kecil, belum apa-apa," tutur Tambunan, pria berdarah Batak yang akrab dipanggil Opung ini, ketika ditemui di sela acara. Opung ini juga Ketua PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) di Kaledonia Baru.
(anto)