 |
| Ketua Iwajri Jabar, Zhovena (3 dari kiri) sedang memaparkan keberadaan Iwajri di hadapan pejabat Biofarma, Humaskol Sesko TNI (Letkol. Inf. Deddy Triatna / 1 darinkiri membelakangi kamera) dan beberapa komunitas bikkers, DSK Cafe Bandung, Rabu malam 11/01/2023 (*) |
60MENIT.co.id, Kab.Bandung | Independen Wartawan Jurnalis dan Reporter Indonesia Jawa Barat (Iwajri Jabar) mengadakan konsolidasi kolaborasi dengan Pt. Biofarma dikembangkan ke kolaborasi dengan beberapa komunitas bikkers se Bandung Raya.
Hal ini dilakukan sebagai upaya pengembangan dan sosialisasi tentang keberadaan Iwajri di Jawa Barat, dalam bentuk memantapkan kepercayaan dan kerjasama pada bidang organisasi pers bersama instansi nasional Biofarma secara spontan diketahui oleh beberapa komunitas bikkers se Bandung Raya.
"Kita akan terus mengembangkan organisasi pers ini yaitu Iwajri, tentu keberadaannya harus diketahui semua pihak terutama institusi penting seperti Biofarma," kata Zhovena, S.T., selaku Ketua Iwajri DPD Jawa Barat, Rabu Malam 11/01/2023.
 |
| Foto bersama |
Ia menambahkan, bahwa Iwajri ini salahsatu organisasi pers yang hadir baru-baru ini terlahir di tengah maraknya profesi jurnalis yang menjalar di setiap pelosok negri.
Pentingnya kehadiran Iwajri bagi profesi jurnalis yaitu akan menyeimbangkan diantara organisasi jurnalistik lainya, dengan harapan menutupi kekurangan dari organisasi yang sudah ada.
"Setiap orang, organisasi dan lainya pasti ada kekurangan, karena itu kita yaitu Iwajri ingin menambah apa yang menjadi kekurangan-kekurangan tersebut, kita akan terus mengolah dengan matang dari beberapa program yang sudah ada dari organisasi lainya, jelas bukan untuk bersaing tapi sekali lagi kehadiran Iwajri itu untuk melengkapi saja," jelas zhovena.
 |
| Tampak H. Erwin Kurniawan,.S.E., M.M., (Direktur Teknik PT. Biofarma, 1 dari kiri bertopi), Atep M. Nurdin (Ketua Bikers / topi putih) dan Ir. Yatiman (entrepreneurship) |
Kekuatan jurnalistik dari negri ini semakin surut, hal ini disebabkan adanya egosentris dari oknum wartawan yang masih belum memiliki kapasitas pengetahuan tentang ilmu jurnalistik yang mumpuni. Maka secara bertahap Iwajri ingin mengangkat kehormatan para profesi pewarta.
"Tentunya seorang wartawan itu harus mengerti dan bisa menjalankan profesinya, oleh karena itu mereka perlu belajar supaya menguasai tugas pokok dan fungsinya sebagai wartawan, jangan sampai seorang wartawan bersikap seperti lsm dan preman," kilah zhovena.
Untuk mengangkat derajat wartawan menurut Zhovena perlu adanya bimbingan dari ilmu jurnalistik itu sendiri, hal ini bisa mengembangkan citra seorang wartawan yang saat ini sudah tidak begitu lagi dihargai, ini terjadi karena banyaknya wartawan yang tidak menguasai ilmu jurnalistik, sehingga citra wartawan sudah mulai pudar.
(*)