60MENIT.co.id, Makassar | Musyawarah Daerah FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia) Sulawesi Selatan, yang digelar di Gedung Balai Manunggal Mini, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Minggu (12/6), berujung deadlock. Ada 13 Cabang FKPPI mundur dari arena musda.
Alasan mundur, kata Koordinator FKPPI Kota Palopo, Andi Tinting Makkasau, karena pelaksanaannya dinilai tidak siap serta diduga ditunggangi 'peserta gelap' ala 'premanisme'. “Kami 13 cabang all out untuk Ibu Erna Rasyid Taufan namun kami kompak keluar ruangan karena kami tidak terima pengaturan musda dengan model premanisme," ujar Andi Tinting.
Bahkan, tambahnya, ada peserta gelap. "Kita tidak ladeni,” timpalnya saat bercengkrama dengan figur yang didukung, Erna Rasyid Taufan, Ketua FKPPI Parepare sebagai Bakal Calon Ketua FKPPI Sulsel. Dukungan atas Erna, berdasarkan pantauan di lapangan, mayoritas cabang dan solid. Ini lantaran Erna dinilai mampu serta punya itikad baik membesarkan dan memajukan FKPPI di Sulsel.
Ke-13 cabang yang mendukung Istri Taufan Pawe, Wali Kota Parepare ini sebagai Ketua FKPPI Sulsel yaitu Kota Palopo, Luwu Timur, Selayar, Luwu Utara, Soppeng, Wajo, Enrekang, Toraja Utara, Toraja, Parepare, Maros, Barru, dan Sidrap. Hal sama dilontarkan Tommy Sunarto, Sekretaris FKPPI Parepare. Dari 13 pemegang hak suara, kata Tommi, ada 11 yang menghubungi dirinya.
Mereka meminta kesediaan Erna Rasyid Taufan memimpin FKPPI Sulsel. Sejumlah alasan kelayakan Erna Rasyid Taufan diusung sebagai Calon Ketua FKPPI Sulsel diurai Tommy. “Kami pemilik suara setelah 10 tahun melihat FKPPI Sulsel kami ingin ada perubahan dalam mewujudkan FKPPI membangun negeri sehingga kami mengusung Ibu Erna Rasyid Taufan sebagai Ketua FKPPI Sulsel,” bebernya.
Selain kader tulen FKPPI, Erna Rasyid Taufan dinilai berhasil memimpin organisasi lain. Ada 20 organisasi eksis dan maju di bawah kepemimpinannya. “Beliau juga aktif sebagai penulis buku dan di bidang dakwah. Ada yang menarik, Ibu Erna punya 5 poin dalam membawa FKPPI Sulsel menjadi lebih baik,” kata Tommy.
Diantaranya, program peningkatan keimanan dan ketakwaan pengurus, serta pengadaan sekretariat yang representatif. “Selama ini kita punya tapi pindah-pindah dan Ibu Erna berkomitmen akan itu. Selain itu, FKPPI juga harus memiliki Satgas di setiap cabang yang dilengkapi dengan seragam pengurus sebagai identitas mereka. Dan terakhir, Ibu Erna berkomitmen meningkatkan kesejahteraan anggota dengan ekonomi koperasi,” terang Tommy.
Sementara itu, tampilnya Erna Rasyid menjadi kandidat ketua FKPPI Sulsel kali ini, ditanggapi positif Jansen Saputra Godjang. "Siapapun ya berhak jadi calon, tergantung kemampuan orang itu. Ini kan demokratis. Setelah saya mengamati perkembangan yang ada dan melihat perspektif ke depan bagaimana FKPPI Sulsel nantinya saya tiba pada kesimpulan bahwa hadirnya ibu Erna di kancah kepemimpinan FKPPI menjadi era baru dan tentu juga semangat baru," ucap Ketua FKPPI Tana Toraja ini.
Jansen sepakat apa yang disampaikan Tommi dengan menyebut rekam jejak serta komitmen Srikandi FKPPI tersebut. "Saya kira semua sudah jelas plus minus dari calon yang ada. Yang kita harapkan sekarang bagaimana dengan semangat baru di era baru itu ada terobosan baru dari kondisi sebelumnya yang sudah baik. Terobosan baru maksudnya dari yang selama ini belum ada jadi ada. Contoh, sekretariat yang representatif itu dan lainnya," jelas Jansen.
Sehingga, menurut Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Tana Toraja ini, siapapun yang terpilih jadi ketua harus mampu menjadikan FKPPI Sulsel lebih maju lagi dari sebelumnya. Merespon dukungan 13 Cabang FKPPI, Erna mengaku terharu. “Saya sangat terharu bahwa apa yang saya lakukan di tengah masyarakat selama berpuluh-puluh tahun selama ini baik itu di Parepare maupun di Makassar Allah pantau dan rekam kemudian diteruskan kepada manusia-manusia pilihan untuk memilih saya karena jujur saya tidak mengenal semua yang memilih saya dan tidak pernah ada jalur untuk koordinasi dengan para Ketua PC selama ini,” papar Erna, sapaan karib Ketua Tim Penggerak PKK Kota Parepare ini.
Karena terjadi kebuntuan (deadlock), Musda akhirnya ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan. Dengan demikian, kepengurusan FKPPI Sulsel selanjutnya diambil alih pengurus pusat. Padahal gelaran Musda ini juga dihadiri Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo.
(anto)