60menit.co.id | Ilustrasi rumah khas Toraja, (rmh Tongkonan)
60MENIT.co.id, Makassar | Perhelatan Hari Paskah, Hari Kartini dan HUT PMTI Ke-18 tak lama lagi digelar, dari 18 sampai 24 April 2022. Namun belum sampai hari H pelaksanaan, kisruh Panitia Pelaksana atau OC (Organizing Commitee) muncul. Hal ini dipicu karena salah satu bidang dalam kepanitiaan yakni Bidang Media, Publikasi dan Dokumentasi, tidak difungsikan sebagaimana mestinya.
Salah satu tugas Bidang Media adalah menggelar dan memfasilitasi jumpa pers. Sayangnya, jumpa pers atau press conference yang digelar Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Panitia Pelaksana, yang lalu, tanpa sepengetahuan bidang yang bersangkutan. Akibatnya, muncul reaksi dari Anggota Bidang Media Drs Rony Rumengan. Sebelumnya, yang dipermasalahkan Bidang Media adalah soal budget atau anggaran publikasi yang tidak ada.
Hal ini baru diketahui setelah Korbid Media, Publikasi dan Dokumentasi, Tommy Tiranda, mendapat draf Rencana Anggaran Biaya (RAB) Panitia. "Ternyata setelah saya lihat anggaran untuk bidang kami tidak ada. Sebenarnya mekanisme untuk buat proposal anggaran panitia, harus dibahas bersama. Karena semua bidang akan menyampaikan program masing-masing dengan anggarannya," ujar Tommy.
Menurut Koordinator Departemen Informatika PP PMTI ini, saat pihaknya diundang pertama kali rapat di Gistra Homestay, proposal anggaran panitia tersebut sudah jadi. Cuma belum mendapat persetujuan dari Ketua Umum PP PMTI. "Jujur ini yang kami sesalkan, kenapa sih RABnya tidak dibahas bersama-sama. Kan harus transparan. Saya tanya SC ternyata anggarannya buttom up, digodok dari bawah, berarti OC," ucap Tommy.
Ketua Toraja Transparansi ini, juga menyorot kinerja Steering Commitee (SC) HUT PMTI Ke-18 yang tidak maksimal bekerja. "Sekjen harus tegur. Seharusnya SC sesuai namanya memberi arahan ke OC, itu job disnya jelas. Harus proaktif, jangan memble. Diarahin tuh OC yang bagaimana seharusnya dan sebenarnya," jelas Tommy yang baru saja mundur dari Kepanitiaan selaku Korbid Media, Publikasi dan Dokumentasi. Alasan mundur karena ingin fokus pada pekerjaan.
Dikonfirmasi soal kinerja, Kamis (31/3) malam, Ketua SC, Yesri Tandiseru, pada dasarnya mengakui tidak maksimal bekerja. Ia mengeluhkan OC yang selalu tidak koordinasi dengan SC. "Jadi susah untuk saya bergerak pak. Saya udah gak punya gigi, daripada ribut, ogah-ogahan ya pak," ungkap Yesri. Pihaknya, kata Yesri, telah membuat beberapa konsep sebelumnya kepada panitia.
"Dari awal semua konsep kita itu banyak yang dirobah panitia dan kita susahnya berkomunikasi sama Brikken. Terus terang aja kemarin saya agak marah dengan arogannya dia. Saya hanya tanya, wajar, kami kan tanya. Saya belum apa-apa tanya sudah dikatakan kepada kami jangan kami disidang ya. Saya bilang lo pak siapa yang sidang, wajar kok kita tanya, kita mau konfirmasi berita-berita karena itu ada tembusan ke kami," tutur Yesri.
Ada tiga hal yang ditanyakan SC. Pertama mengenai surat keberatan atau somasi yang dilayangkan Rustan Serawak, kemudian pengunduran diri Tommy Tiranda dari Kepanitiaan sebagai Korbid Media, Publikasi dan Dokumentasi, serta pesan WA Yohana Paembonan yang dikeluarkan dari WA Group Panpel Lokal PMTI.
Pihaknya, tambah Yesri, juga meminta agar SC dimasukkan dalam Group WA dengan bidang-bidang yang ada. "Kita udah minta tolong panitia bidang-bidang bisa ada dalam group WA bersama dengan Steering Committee, jadi kita langsung berkomunikasi. Tapi tidak dikasih nomor teleponnya. Nyatanya kami minta sama Brikken sama Merda tidak dikasih-kasih nomor teleponnya semua bidang-bidang," ketusnya polos.
(red)