60menit.co.id| Ilustras oleh Mukhtar Zain. |
Abstrak : Tanpa adanya Malaikat Kubur. Berdasarkan Logika Manusia.
60MENIT.co.id | Sahabat, coba Kita renungkan Kuburan yang Suatu saat nanti menjadi tempat tinggal kita selamanya.
Bayangkan hari pertama di alam kubur ketika jasad dibaringkan di dalam lahat, menghadap kiblat dan ditutup dengan kayu papan, ditimbun tanah, ditaruh nisan, ditaburi bunga.
Siang dan malam sama saja tidak ada bedaannya hanya gelap gulita. Begitu sempit, bahkan untuk duduk pun tidak bisa.
Kita pada saat itu dihidupkan kembali seperti sedia kala namun badan kita tidak bisa bergerak sama sekali, hanya bisa merasakan saja, hanya mata yang terbuka melihat di sekeliling kita berubah total jadi Gelap .
Tidak ada kawan, tidak ada saudara di Kubur, seperti tinggal yatim piatu .
Suatu hari kita di alam kubur, badan terasa gatal-gatal dan capek karena kita hanya berbaring saja dan tidak bisa mandi, dll. ternyata pakaian kita cuma membawa satu sepanjang jaman yaitu Kafan Putih.
Hujan turun membasahi Bumi . Airnya masuk melalui pori-pori tanah menembus tempat tinggal kita, badan kita yang dulu terlindungi kini tergenangi air hujan.
Sedikit demi sedikit air resapan tanah terus bertambah tidak ada selimut switter dan penghat tubuh. Begitu dingin tiada terkira.
Mau minta tolong mulut terkunci seribu bahasa cuma mata yang diijinkan melihat.
Badan terasa kaku namun bisa merasakan dinginya suasana Kubur. Karena terendam terlalu lama tubuh kita lama, tubuh kita menjadi bau dan apek.
Kapur barus dan minyak wangi yang menyelimuti kain kafan kita sudah tidak berguna lagi baunya sudah berubah bau apek meyengat, mengundang datangnya lalat hijau.
Lalat hijau datang mencium aroma tak sedap di atas kuburan kita masuk dan meninggalkan telur .
Telur lalat hijau menetas menjadi larva (belatung). Tak hanya belatung yang datang, cacing tanah yang mencari makan juga hadir itulah awal mula siksa kubur.
Cacing belatung dan hewan tanah lainya menjarahi tubuh kita .
Menemukan lubang hidung mereka masuk melalui hidung menggerogoti tubuh kita, apa pun itu anggota tubuh kita yg berlubang mereka masuk .
Sakit yang amat sangat pada saat itu, tubuh yang dulu dipuja kini tidak ada daya upaya.
Daging kita di cabik-cabik oleh makhluk tanah.
Yang dulu semasa kita masih tinggal di dunia kita bisa membunuhnya menginjaknya mencincangnya .
Tapi sekarang fakta terbalik, yautu kita yang di cabik-cabik makhluk yang dulu kita anggap kecil dan lemah, Amat sangat pedih sakit rasanya.
Memakan kulit kita, hati, jantung,mata, tidak ada yang tersisa .
Wajah yang cantik atau ganteng rupawan kini penuh dengan nanah belatung dan cacing borok bau yang amat sangat siksaan terus berlangsung tanpa mengenal siang atau malam.
Tanpa diberi istirahat sedikit pun untuk menghentikan sejenak rasa sakit.
Kawan, Itulah sedikit Gambaran Siksa Kubur Tanpa Campur Tangan Malaikat Kubur .
Namun sesuai dengan Logika Manusia .
Bumi yang dulu kita injak-injak, sekarang kita di perut bumi .
Wa-Llahu Alam Bii Sawab
(zho)