60menit.co.id | Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KASAD. |
60MENIT.co.id, Jakarta | Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melarang para pemimpin di satuannya bersikap galak dan pelit. Bila hal itu terjadi, dia tidak segan-segan untuk menggantinya.
Dudung mengatakan, seorang pemimpin harus bijaksana. Mereka harus selalu mendekatkan diri dengan anggotanya dan masyarakat. Menurut Dudung hal itu penting untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam organisasi kemiliteran.
"Jangan jadi pemimpin-pemimpin di manapun yang galak, sudah galak, kejam sudah, medit lagi. Makanya saya ingatkan kalian Pangdam, Danrem, Dandim, Danyon, kalau ada yang pelit, kalau ada yang medit, kalau ada yang rakus, saya ganti," katanya saat orasi ilmiah di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya (UB), Kamis (3/02/2022).
Menurut Dudung, hal itu pula yang dilakukan saat ramai kasus demonstrasi Omnbus Law 2020 lalu. Saat itu dia bersikap sebijaksana mungkin untuk mendinginkan suasana.
"Saya harus melakukannya (menangani kasus demonstrasi) dengan kata-kata lembut kesejukan itu yang dinamakan green human resource. Karena tidak boleh kita memimpin dengan kasar. Kita tidak boleh memimpin dengan galak dengan tekanan-tekanan," katanya.
Namun, bila ada sesuatu yang berpotensi merusak kesatuan dan persatuan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pihaknya tidak akan memberikan toleransi. Karena itu dia para pengambil kebijakan satuan TNI angkatan darat untuk berani mengambil resiko, demi lingkungan yang kondusif.
"Demi tegaknya negara NKRI, saya tidak pernah berpikir tetap dilakukan, terlalu banyak diskusi, terlalu banyak dialog, kalau situasi tidak memungkinkan maka saya lakukan apapun yang menjadi risiko. Ciptakan lingkungan yang kondusif, lingkungan yang menciptakan interaksi positif, kalau kitanya baik, lembut kita yang merangkul, mereka bekerjanya juga bagus," katanya.
(zho)