60menit.co.id | Foto by net. |
Kalau di negara kita, mungkin orang mengira tempat ini adalah kuburan massal (korban) bencana alam.
Tapi tahukah anda?
Ini adalah pemakaman raja-raja Arab Saudi.
Iya, anda tak salah membacanya, "pemakaman raja-raja".
Pemakaman Al-Oud namanya, terletak di kota Riyadh, Kerajaan Arab Saudi.
Apakah aneh?
Tentu aneh jika dilihat dari kacamata non-muslim dan orang awam, karena kuburan para raja biasanya akan dihiasi berbagai pernak pernik kebesaran, dikuburkan di lokasi khusus, lalu didirikan bangunan atau kijing megah di atasnya, untuk menggambarkan kebesaran mereka dari orang lain pada umumnya.
Namun tidak dengan kuburan Al-Oud.
Sebagaimana pemakaman pada umumnya di Arab Saudi, kuburan ini nampak biasa saja, tanpa satupun kijing dan kubah terlihat oleh mata, tanpa patung monumen dan lukisan tokoh nampak di sana.
Padahal di kuburan ini tergeletak jasad orang-orang yang pernah mengguncang dunia, dari Raja Abdul Aziz As-Saud rahimahullah sang penakluk dari Hijaz, Raja Faisal As-Saud rahimahullah sang pembela al-Quds, hingga Raja Abdullah As-Saud rahimahullah yang pada masanya Amerika menarik diri dari daratan Saudi. Praktis, semua raja Saudi dikuburkan di pemakaman ini, bersanding dengan orang-orang lain yang tak dikenal dunia dan kita pun tak mengetahuinya.
Tak hanya dikuburkan di tempat umum dengan pemakaman sederhana, bahkan hampir mustahil anda bisa menemukan makam raja-raja tersebut karena makamnya tak memiliki tanda khusus di sana, berbaur dengan makam-makam umum di sekitarnya.
Berkata Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu saat memberi tugas kepada muridnya, Abul Hayyaj al-Asadi:
أَلَا أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ «أَنْ لَا تَدَعَ تِمْثَالًا إِلَّا طَمَسْتَهُ وَلَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ
"Maukah kamu saya beri tugas sebagaimana tugas yang pernah diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadaku? Jangan biarkan gambar makhluk bernyawa, sampai kamu merusaknya, dan jangan biarkan kuburan yang ditinggikan, sampai kamu meratakannya." (HR. Ahmad 741, Muslim 969, Abu Daud 3218, Turmudzi 1049, Abdurrazaq dalam Mushanaf 6487, al-Hakim dalam al-Mustadrak 1366, dan beberapa ulama lainnya)
Berkata pula Jabir radhiyallahu ‘anhu:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di atas kubur." (HR. Muslim no. 970)
Disebutkan di dalam matan Abi Syuja’ (Al-Ghayah wa At-Taqrib), kitab fiqih mazhab Syafi'i:
ويسطح القبر ولا يبني عليه ولا يجصص
"Kubur itu mesti diratakan, kubur tidak boleh dibangun bangunan di atasnya dan tidak boleh kubur tersebut diberi kapur (semen)." (Mukhtashor Abi Syuja’, hal. 83 dan At Tadzhib, hal. 94).
(zho-Net)