60menit.co.id |
60MENIT.co.id, Jakarta | Wacana tentang figur yang akan memimpin PMTI (Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia) mendatang, terus mengemuka. Berbagai usul dan masukan dilontarkan, mulai dari soal model dan cara kedepan sampai ke soal figur yang pas menjadi Ketua Umum PMTI yang akan datang. Namun dalam konteks Sangtorayaan, poin penting yang menjadi penekanan adalah status PMTI sendiri sebagai wadah sosial yang merepresentasikan komunitas Toraja baik di dalam maupun di luar Toraja.
Komunitas Toraja dimaksud mencakup dua kabupaten, yakni Tana Toraja dan Toraja Utara. Belum lagi, Toraja dalam pengertian etnis menyebar. Ada ke Seko, Rongkong dan lainnya. Artinya, Toraja tak hanya dalam hubungan darah dan administrasi pemerintahan. Tak pelak lagi, usul disampaikan Sekab Tana Toraja, DR Samuel Tande Bura, terkait kriteria Ketua Umum PMTI. "Perlu kriteria antara lain perpaduan figur dari Tator dan Torut," ungkapnya via pesan WhatsApp (WA), Ahad (21/3).
Usul Sekab Tator ini dinilai positif. Ini juga yang harus direformasi. "Saya kira ini memang harus dirubah. Harus ada pencerminan representasi sangtorayan di dalam PMTI. Kalau selama ini misalnya monoton, semuanya dari Torut, ke depan tidak lagi. Paling tidak ketua, sekretaris dan bendahara representatif sehingga menjadi perpaduan Tator dan Torut. Kira-kira begitu kalau menurut saya," beber Rustan Sarawak, Koordinator TPF ASTORgate, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin sore (22/3).
(anto)