Kominfo Siapkan Kebijakan Dorong Akselerasi Jaringan 5G
-->

Advertisement Adsense

Kominfo Siapkan Kebijakan Dorong Akselerasi Jaringan 5G

60 MENIT
Kamis, 10 Desember 2020

Kominfo Siapkan Kebijakan Dorong Akselerasi Jaringan 5G

60MENIT.CO.ID, JAKARTA | Pandemi Covid-19 makin menegaskan bagaimana dunia berubah dengan cepat, termasuk mendorong percepatan proses transformasi digital di Indonesia. Data Bank Indonesia mengindikasikan hingga Agustus 2020 terdapat 140 juta total transaksi e-commerce di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan kemajuan tersebut juga memengaruhi sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Indonesia. Salah satunya adalah kebutuhan untuk menyiapkan penerapan jaringan 5G yang akan menjadi tulang punggung transformasi digital di Indonesia.

“Yang juga tetap kuat meskipun terjadi pandemi, dengan pertumbuhan dua digit pada 10,83% pada kuartal kedua dan 10,61% pada kuartal ketiga tahun 2020 tahun-ke- tahun, seperti yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS),” ungkapnya saat menyampaikan keynote speech dalam International Virtual Conference: Indonesia 5G Roadmap & Digital Transformation, dari Jakarta, Kamis, 10/12/2020.

Menteri Johnny menyatakan, jaringan 5G akan menjadi game changer atau pengubah permainan dengan dampak yang luas pada konektivitas di Indonesia. Bahkan menjadi tulang punggung transformasi digital dan pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

“Kami percaya bahwa kami harus bekerja keras untuk melaksanakan tugas besar kami dalam mengadopsi teknologi baru, untuk meningkatkan produktivitas kami melalui jaringan 5G dalam waktu dekat,” tegasnya.


Menurut Menteri Kominfo saat ini digitalisasi dan konektivitas sudah memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan kesetaraan peluang, akses dan inklusi, dan 5G akan mempercepatnya.

“Pemerintah Indonesia telah menginisiasi beberapa kebijakan dan tindakan afirmatif untuk mendorong percepatan pengenalan 5G di Indonesia,” tegasnya.

Menteri Johnny menegaskan, Kementerian Kominfo memanfaatkan momentum itu untuk mengurangi kesenjangan digital yang ada. “Memanfaatkan momentum ini, Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) berupaya keras untuk menjembatani kesenjangan digital yang ada di Indonesia,” tandasnya.

Menurut Menteri Kominfo, hingga saat ini Pemerintah Indonesia telah membangun lebih dari 348.000 kilometer kabel serat optik darat dan bawah laut. Termasuk lebih dari 12.000 kilometer Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional Palapa Ring BAKTI Kominfo.

“Indonesia juga telah membangun lebih dari 500.000 base transceiver station (BTS) dan memanfaatkan 9 satelit untuk memenuhi kebutuhan domestik akan konektivitas yang memadai. Selain itu, kami juga berencana meluncurkan High-Throughput Satellite 150 Gbps SATRIA-1 yang dijadwalkan pada kuartal ketiga tahun 2023,” jelasnya memaparkan perkembangan pembangunan infrastruktur TIK di Indonesia.

Menteri Johnny menyatakan upaya pembangunan itu merupakan bagian dari penyiapan pengembagan jaringan 5G di Indonesia.

“Infrastruktur digital terus kami perbaiki, termasuk di semua desa yang belum terjangkau koneksi 4G. Namun, tugas utama untuk memastikan 4G yang memadai, dapat diakses, dan terjangkau sebagai dasar untuk mengembangkan jaringan 5G tetap relevan,” ungkapnya.

Menteri Kominfo menegaskan, saat ini Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya untuk mempercepat inisiatif alokasi spektrum 5G. Upaya itu dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan spektrum frekuensi 2.047 MHz guna pemanfaatan jaringan seluler broadband baik 4G maupun 5G pada tahun 2024 di semua lapisan.

“Sangat penting untuk menanam dan menumbuhkan kembali spektrum 5G untuk memenuhi permintaan spektrum frekuensi 2.047 MHz. Band kandidat yang ada dan yang baru di lapisan cakupan (di bawah 1 GHz): 700/800/900 MHz. Kemudian lapisan kapasitas (antara 1-6 GHz): 1.8 / 2.1 / 2.3 / 2.6 / 3.3 / 3.5 GHz, dan lapisan data super (di atas 6 GHz): 26/28 GHz,” jelasnya. 

IKN jadi Kandidat Penerapan 5G

Menteri Johnny menyatakan Pemerintah Indonesia telah melakukan 10 uji coba penerapan jaringan 5G sepanjang 2017-2019. Uji coba itu ditujukan untuk mempelajari potensi aplikasi dan kasus penggunaan layanan 5G.

“Seperti pembelajaran jarak jauh melalui interaksi holografik, operasi jarak jauh, IoT untuk kota pintar, dan kendaraan otonom selama ASIAN Games. 2018. Pada tahun 2020, Indonesia memfokuskan uji coba ke-11 untuk menjajaki kemungkinan koeksistensi antara jaringan 5G dan Fixed Satellite Service (FSS) untuk digunakan di pita 3,5 GHz,” jelasnya.

Selain itu, menurut Menteri Kominfo, Indonesia sedang berupaya untuk memanfaatkan secara optimal microwave link sebagai opsi kedua setelah kabel serat optik. “Karena frekuensi E-band yang sangat tinggi (70-80 GHz) dan V-band (60 GHz) juga dapat melayani backhaul berkapasitas tinggi untuk layanan broadband,” ujarnya.

Menteri Johnny menyadari upaya penerapan jaringan 5G akan menuntut belanja modal yang besar khususnya untuk penyediaan small-cell densification 5G serta ekosistem digital yang canggih. Oleh karena itu, Menteri Kominfo menyatakan ibu kota negara baru Indonesia ini akan menjadi kota kandidat terbaik dan potensial untuk menerapkan 5G pertama di Indonesia.

“Selain dari beberapa kawasan industri dan area publik dengan lalu lintas tinggi yang mungkin juga dimungkinkan,” ungkapnya.

Empat Pilar

Kementerian Kominfo saat ini juga tengah mendukung percepatan transformasi digital melalui empat pilar yang komprehensif. Pilar pertama penggelaran infrastruktur digital yang lebih kuat dan inklusif, kedua peningkatan literasi digital dan sumber daya manusia sebagai sarana untuk meningkatkan dan melatih kembali talenta digital Indonesia.

“Pilar ketiga adopsi pendukung teknologi, dan keempat undang-undang utama di sektor TIK. termasuk melalui penyelesaian Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (GDPR),” ujar Menteri Kominfo.

Menurut Menteri Johnny, pilar regulasi terakhir menegaskan kembali pandangan Pemerintah Indonesia mengenai kedaulatan data. Kesemua pilar dan prinsip itu dinilai pentung untuk membangun ekosistem digital yang kondusif.

“Terlepas dari pentingnya tiga pilar pertama, pilar regulasi menegaskan keharuan untuk menegakkan dan meningkatkan kedaulata data, termasuk aliran data lintas batas yang didasarkan pada prinsip transparansi, keabsahan, keadilan, dan timbal balik. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, bersama-sama kita dapat membina ekosistem digital yang kondusif bagi inovasi dan investasi,” ajaknya.

Dalam pengantar konferensi itu, Menteri Kominfo menegaskan keseriusan Pemerintah Indonesia untu menciptakan terobosan dalam mendorong inovasi. Hal itu ditunjukkan dengan pengesahan Omnibus Indonesia tentang Penciptaan Lapangan Kerja dalam bentuk UU Cipta Kerja: UU No. 11 Tahun 2020.

“UU Cipta Kerja juga akan memungkinkan operator telekomunikasi untuk berbagi spektrum untuk teknologi canggih seperti 5G, yang akan menciptakan efisiensi akhir yang digabungkan dengan pangsa pasif. infrastruktur dan jaringan aktif,” tandasnya.

Semua langkah itu dalam pandangan Menteri Johnny menjadi kunci untuk mendorong pengembangan jaringan 5G di Indonesia.

“Penerapan langkah-langkah regulasi yang gesit dan fleksibel ini diperlukan sebagai terobosan besar untuk mendukung lingkungan digital yang inklusif dan kompetitif serta mendorong peluncuran jaringan 5G di Indonesia,” ungkapnya.

Berbagi Pengalaman

Menteri Kominfo mengharapkan seluruh peserta bisa berbagi insight, data dan pengalaman untuk memanfaatkan teknologi 5G dalam mempercepat transformasi digital terutama di negara berkembang seperti Indonesia.

“Terima kasih kepada seluruh pembicara dan partisipan yang membahas tema penting yang menjadi perhatian ketika saya pertama kali menjabat sebagai menteri. Saya berharap para pembicara dapat berbagi wawasan, data, dan pengalaman tentang kekuatan teknologi 5G untuk mempercepat transformasi digital bangsa, khususnya negara berkembang seperti Indonesia,” ujarnya.

Menteri Johnny mengapresiasi pembicara yang mewakili komunitas TIK global. “Kami beruntung dapat mengumpulkan jajaran pembicara hebat yang mewakili komunitas TIK global, mulai dari perwakilan ITU, GSMA, GSA, ATSI dan tentunya dari Kementerian Kominfo diwakili Dr. Ismail, Direktur Jenderal yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumberdaya alam kritis dan terbatas abad ke-2: spektrum frekuensi radio,” ujarnya.

Sebelum mengakhiri sambutan Menteri Kominfo mengutip frasa latin, per aspera ad astra, melalui kesulitan menuju bintang. “Di antara bintang-bintang di langit, beristirahatlah sumber daya alam kita yang besar, spektrum radio yang membutuhkan kerja keras kita untuk memanfaatkan dan mengoptimalkannya,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Menteri Kominfo mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi, dan bekerja bahu membahu untuk penerapan 5G. “Melalui kerja sama yang kuat, saya yakin bahwa kesulitan dalam penerapan 5G akan teratasi, dan jaringan 5G akan membuat Indonesia melompat ke lompatan besar dalam mengubah Indonesia sebagai negara pintar. Untuk Indonesia Maju, Menjadi Bintang!” ujarnya.

Acara yang digelar oleh Kementerian Kominfo itu menghadirkan perwakilan Ekosistem Global Industri 5G dan perusahaan telekomunikasi Indonesia.
**M. Edwandi