60menit.co.id, Garut - Sebanyak 9 jembatan rawayan, satu jembatan semi permanen, dan tiga ruas jalan di kawasan selatan Garut rusak akibat bencana banjir bandang, longsor, dan pergerakan tanah, yang terjadi Minggu lalu.
Peristiwa tersebut terjadi akibat curah hujan tinggi yang turun terus menerus selama beberapa jam mengguyur kawasan selatan Garut dan sekitarnya.
Kepala Dinas PUPR melalui Bidang Bina Marga Kab. Garut, Harry Hardiman, mengatakan, tiga ruas jalan kabupaten itu di antaranya jalur Singajaya - Toblong di Kecamatan Peundeuy. Kampung Kiarakohok - Linggamanik Kecamatan Cikelet, dan Kampung Bojong - Panyindangan Kecamatan Pameungpeuk. Ruas jalan tersebut semuanya terdampak longsor, tetapi sudah dilakukan penanganan sehingga sudah bisa dilalui
kendaraan.
"Kita sudah melakukan penanganan, ruas jalan itu sudah diperbaiki sementara kendaraan sudah bisa lewat. Tapi tetap ke depannya harus diperbaiki secara permanen, " kata Harry di ruang kerjanya, Senin (19/10/2020).
Sedangkan jembatan rawaian, kata Harry, merupakan jembatan penghubung antar desa yang hanya bisa dilalui pejalan kaki dan sepeda motor.
"sekitar sembilan jembatan rawayan di Kecamatan Cibalong, Pameungpeuk dan Cikelet rusak total, hanyut terbawa arus banjir bandang. Jembatan tersebut ukurannya berbeda-beda, ada yang lima meter hingga 10 meter, dan itu jembatan yang hanya dilalui sepeda motor. Tapi ada satu jembatan semi permanen di Cikelet yang bisa dilalui kendaraan roda empat yang rusak," ujarnya.
Menurut Harry, saat ini pihaknya masih mendata dan menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki jembatan dan ruas jalan yang rusak tersebut. Dan sekaligus menentukan apakah anggaran perbaikan itu dari biaya tidak terduga (BTT) atau dari APBD Pemkab Garut.
"Kalau harus dari APBD tentunya akan dilaksanakan perbaikan secara permanen pada anggaran tahun depan. Tetapi, pada minggu ini mungkin selesai pendataan fasilitas yang rusak serta kebutuhan anggaran untuk perbaikan akan bisa diketahui." ujar Harry Hardiman.