60menit.com, Garut - Bupati Garut Rudy Gunawan, Senin (20/07/2020), menerima Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Surya Tjandra dan rombongan, di Ruang Pamengkang, Pendopo Kabupaten Garut.
Kunjungan Wakil Menteri ATR/BTN selaku Koordinator Pelaksanaan GTRA (Gugus Tugas Reforma Agraria) Nasional, selain dalam rangka koordinasi percepatan pelaksanaan reformasi agraria melalui penataan aset dan penataan akses, juga membahas isu-isu terkait pelaksanaan reformasi agraria, salah satunya pembangunan Jawa Barat di bagian selatan.
Wamen Surya Tjandra, menuturkan, kehadirannya di Kabupaten Garut juga dalam rangka melihat potensi yang bisa dikembangkan di Kabupaten Garut dalam upaya pemulihan ekonomi di new normal (tatanan hidup baru ) yang saat ini diprogramkan pemerintah pada masa pendemi Covid-19.
“Kita akan melihat berbagai potensi yang ada di Kabupaten Garut, mulai pertanian, perkebunan, wisata atau tambak udang, yang jelas intinya yang terkait dengan pertanahan itu mesti ada inventarisasi,” kata Wamen Surya Tjandra.
Wamen mengakui, saat ini program yang ada masih belum optimal, misalkan di program sertipikat tanah, yang dirasakan masih belum bisa mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat.
“Kalau belum bisa menaikan ekonomi berarti belum berhasil pekerjaan kami dari kementerian ATR/BPN. Nah ini untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan dan mana yang cocok program kita bagi menaikkan ekonomi masyarakat khususnya di 13 Kabupaten/Kota yang ada di pesisir selatan jawa termasuk kabupaten Garut,” ungkapnya.
Bupati Rudy Gunawan mengucapkan terima kasih atas kunjungan Wamen ATR/BPN RI ke Kabupaten Garut, dalam upaya program pengembangan Garut selatan sebenarnya telah lama digulirkan, tetapi tersendat dengan adanya wabah Covid-19 yang terjadi saat ini.
“Saat ini akan dimulai lagi secepatnya, beliau meminta masukan dari saya sebagai Bupati Garut salah satunya agrikultur dan kepemilikan tanah yang ada di Kabupaten Garut. Saat ini kepemilikan tanah di Kabupaten Garut dikuasai oleh BKSDA dan Perhutani, sehingga rencana pengembangan Garut Selatan agak terhambat,” kata dia.
Bupati menjelaskan, dalam pertemuan itu membahas penyusunan ketersediaan tanah sektoral dan pengembangan komoditas unggul Jawa Barat bagian selatan khususnya yang berada di Kabupaten Garut, melibatkan sektor pertanian, sektor perkebunan dan sektor kehutanan.
“Beberapa hal yang dibahas di antaranya mengenai pembangunan revitalisasi Situ Bagendit yang berada di Kecamatan Banyuresmi sebagai salah satu yang akan dijadikan destinasi wisata internasional, seperti digaungkan Presiden Joko Widodo,” jelas Rudy.
Poin lain yang dibahas, tambah dia, adalah mengenai reaktivasi Stasiun Kereta Api Garut yang akan menjadi stasiun termegah di Indonesia. Sedangkan poin penting lain, mengenai wilayah selatan yang ada di Kabupaten Garut, yaitu produksi kopi.
Rudy menyatakan, permasalahan di Garut Selatan yang sangat dominan adalah ketidakseimbangan kepemilikan lahan antara kepemilikan lahan masyarakat dengan lahan Perhutani (PTPN) dan BKSDA.
“Ini yang baru saja dibicarakan dalam tatanan kebijakan di tingkat pusat, saya katakan tadi susah di daerah ini untuk komunikasi dengan KLHK untuk masalah CA (cagar alam), harus di level nasional. Semoga progresnya cepat, karena Garut ini paling progresif dengan urusan pertanahan,” ujarnya.
Sementara itu kepala Kantor BPN Kabupaten Garut, Hayu Susilo, berharap, dengan adanya kunjungan kerja Wamen ATR/ BPN ke Kabupaten Garut membawa spirit baru dalam melaksanakan kinerjanya.
“Semoga kehadiran Bapak Wamen ini kita lebih bersemangat lagi untuk melaksanakan tugas-tugas kita lebih baik,” harapnya.